CV. NUART BALUSE adalah Penerbit Buku yang berlokasi di Jalan Pratama No. 23, Benoa, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Dengan spesialisasi dalam penerbitan buku fiksi dan non-fiksi.

gambar

gambar
KREDIT MOTOR CEPAT 3 HARI KERJA!

CHRUCH GROWTH - PERTUMBUHAN GEREJA DALAM KITAB KISAH PARA RASUL - Penulis: Sinuyu Waruwu

Pertumbuhan Gereja Dalam Kitab Kisah Para Rasul

Penulis: Sinuyu Waruwu, S.Th., M.Pd., C.PS.


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pada zaman sekarang gereja-gereja berusaha dengan berbagai upaya mengembangkan gerejanya. Ada gereja yang mengembangkan gerejanya melalui program-program, kesembuhan atau mukjizat, menjanjikan kesuksesan, menjanjikan kekayaan, membuat konser dengan mengundang artis-artis, mengikuti mode zaman/gereja kontemporer, mendatangkan pengkhotbah terkenal dan lain-lain. Cara yang dipakai gereja tersebut membawa konflik antara pendeta atau rohaniawan. Dimana pendeta yang memiliki pemasaran rohaniah dan magnet yang baik untuk menarik jemaat akan mengalihkan jemaat gereja lain kedalam gerejanya. Dengan kata lain memancing ikan di kolam orang lain, mengambil orang percaya di gereja bukan ajaran Yesus, sebab yang diajarkan-Nya adalah menginjili orang yang belum percaya supaya beroleh keselamatan dan menariknya di gereja.

Perpindahan anggota jemaat dari gereja yang satu ke gereja yang lain membawa dampak buruk bagi para pendeta yang kehilangan domba-dombanya, meskipun dianggap sebagai kebahagiaan bagi gereja yang mengambil jemaat gereja lain. Pertambahan jumlah jemaat dalam suatu gereja seringkali diklaim sebagai pertumbuhan gereja. Perpindahan jemaat dari gereja ke gereja lain bukanlah pertumbuhan gereja yang diinginkan Kristus karena pertumbuhan gereja yang sesungguhnya adalah bertambahnya jumlah orang percaya kepada Kristus, bukan memindahkan orang percaya dari gereja lain kemudian mengalihkannya kegereja lain. Gereja yang bertumbuh ditandai dengan meningkatnya jumlah orang beriman kepada Yesus, dimana orang-orang yang dahulunya menolak Yesus telah memperoleh anugerah dan pengenalan akan Kristus. 

Menarik jemaat dengan cara-cara yang tidak Alkitabiah dengan melakukan penawaran-penawaran kesembuhan dan kekayaan merupakan keburukan bagi kelangsungan hidup  gereja yang diinginkan Yesus Kristus di muka bumi, karena Yesus sesungguhnya mengingingkan gereja yang bertumbuh seperti gereja mula-mula dimana para rasul melakukan penginjilan untuk mendapatkan jiwa-jiwa bukan memindahkan beberapa orang percaya dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Pertumbuhan gereja yang wajar lahir dari penginjilan dan penyampaian firman Allah bukan dengan cara yang lain.

Yesus menyuruh murid-murid untuk memberitakan injil, menjadikan semua bangsa murid-Nya, fokus Yesus jelas di saat mengutus para rasul. Jadi penulis melihat adanya kesenjangan antara pertumbuhan gereja pada zaman para rasul dengan pertumbuhan gereja yang dimaksudkan pada saat ini, meskipun ada beberapa gereja yang bertumbuh secara murni sesuai dengan ajaran zaman para rasul. Gereja bertumbuh secara kualitas seperti teladan yang diberikan para rasul melalui  penyampaian injil dan cara ini sesuai dengan amanat agung yang diberikan Yesus kepada mereka. Gereja bertumbuh secara kuantintas dimana jumlah orang yang percaya kepada Yesus semakin hari semakin bertambah. Pertambahan ini bukan karena faktor kelahiran atau biologis tetapi penambahan jiwa-jiwa baru. Masalah pertumbuhan gereja yang tidak sesuai Alkitab mendorong penulis untuk melihat bagaimana pertumbuhan gereja mula-mula yang ada didalam kitab Kisah Para Rasul 2:41-47 dan mengolaborasikannya diseluruh Kitab Kisah Para Rasul sebagai pedoman bagi pertumbuhan gereja paada masa kini.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah-masalah yang ada dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yaitu:

a) Apa definisi Gereja?

b) Apa saja faktor-faktor yang membuat gereja bertumbuh dan faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan gereja?

c) Bagaimana pertumbuhan gereja berdasarkan Kisah Para Rasul 2:41-47?

3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis akan menguraikan tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:

a) Mengetahui definisi gereja

b) Mengetahui faktor-faktor yang membuat gereja bertumbuh dan faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan gereja

c) Mengetahui bagaimana pertumbuhan gereja berdasarkan Kisah Para Rasul 2:41-47

BAB. II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Gereja

Gereja berasal dari bahasa protugis “Igreya” dan dalam bahasa Yunani “Ekklessia” yaitu dipanggil keluar dari dunia dan menjadi milik Tuhan. Secara teologis kata gereja diartikan sebagai tubuh Kristus (Efesus 1:22-23) dimana Yesus sebagai kepala. Gereja bukanlah suatu kelompok manusia yang berkumpul dan berdiri sendiri atas insiatif sendiri, namun Kristuslah yang dengan mendirikan gereja melalui perantaraan Firman dan Roh Kudus untuk mengumpulkan jemaat bagi-Nya. Jekoi Silitonga mendefinisikan gereja sebagai kumpulan orang percaya atau orang-orang bersekutu dan mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruslamat. Jadi, gereja adalah persekutuan orang percaya yang dikumpulkan oleh Kristus. Gereja yang hidup adalah gereja yang bersaksi tentang Yesus Kristus di dunia (Kisah Para Rasul 1:8) karena gereja dipanggil untuk melaksanakan amanat agung Yesus Kristus yaitu menjadi saksi (Matius 28:18-20). Gereja terpanggil untuk memberitakan berita kesukaan dari Allah bagi semua orang supaya diselamatkan dari dosa. Untuk itu gereja harus terbuka, dinamis, dialogis pada masyarakat dengan bersikap positif, kristis, kreatif dan realitis. Ada tiga tugas gereja, yaitu:

1. Kainonia (bersekutu)

Kainonia adalah persekutuan dan partisipasi intim orang percaya. Gereja sebagai kainonia adalah tubuh Kristus dimana didalamnya semua orang menjadi satu. Kainonia dialaskan atas dasar firman Allah dan untuk mereflaksikan kekudusan persekutuan yang didalamnya terdapat ucapan syukur dan ucapan terimakasih kepada Tuhan. Gereja sebagai tubuh Kristus bertugas untuk membangun dan mengasuh anggota jemaat agar berdedikasi dan menjadi serupa dengan Kristus. Gereja harus sampai kepada kesatuan dan pengetahuan iman yang benar serta kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan Kristus. Menurut Dick Iverson dalam bukunya Gereja Sehat dan Bertumbuh memberikan 22 cara bagaimana orang Kristen harus bersekutu satu dengan sesama anggota tubuh Kristus, namun dalam hal ini hanya 5 saja yang dicantumkan oleh penulis, yaitu:

a) Selalu hidup berdamai yang seorang dengang yang lain (Mrk. 9:50) dengan cara ini gereja menjadi garam dunia.

b) Saling mengasihi  satu dengan yang lain sebagai anggota-anggota dari satu keluarga (Rm. 12:10).

c) Saling menasehati (Rm. 15:14) yaitu memperingatkan satu dengan yang lain, saling mengingatkan akan bahaya-bahaya yang bisa saja berada di depan.

d) Merendahkan diri (Ef. 5:21) yaitu menghormati satu dengan yang lain dan menanggapi satu dengan yang lain dengan hati terbuka

e) Saling mendoakan (Yak. 5:16) yaitu mendukung sesama dihadapan hadirat Allah

2. Melayani (Diakonia)

Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk melayani Dia dengan mempersiapkan gereja  tubuh Kristus sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah. Melayani adalah tugas yang telah dilakukan Yesus dengan menyembuhkan, memberi makan dan memberitakan kerajaan sorga kepada setiap orang. Yesus melayani secara jasmaniah dengan memenuhi kebutuhan fisik dan melayani secara spritual dengan memberikan makan rohani yaitu firman Allah. Melayani merupakan suatu tindakan aktif yang dilakukan oleh Yesus dan pelayanan ini harus menjadi contoh bagi orang percaya untuk melayani sesama orang percaya maupun orang yang belum mengenal Kristus.

Yesus telah memberi teladan kepada murid-murid untuk melayani sesama dan saling memperhatikan sehingga mereka sebagai anggota tubuh Kristus dapat saling merasakan kelemahan anggota tubuh lainnya. Melayani tidak dengan sungut-sungutan dan ingin dihargai, namun melayani karena Yesus telah terlebih dahulu melayani manusia selama Ia berada di dunia.

 

3. Marturia (Bersaksi)

Bersaksi sudah dilakukan sejak zaman Tuhan Yesus, dimana Ia sendiri dan murid-muridNya pergi dari kota ke kota untuk memberitakan kerajaan Allah dan pertobatan manusia. Yesus telah memberikan teladan kepada kita orang percaya bagaimana kesaksian itu menjadi gaya hidup orang yang takut akan Allah. Orang yang sudah percaya dan memiliki jaminan keselamatan yang jelas akan memiliki kesaksian hidup yang harus ia bagikan kepada orang lain.

Tugas gereja adalah bersaksi dimanapun dan kapanpun. Gereja memberitakan injil sebagai berita keselamatan yang harus diterima oleh semua orang. Inti dari kesaksian adalah pengalaman iman dan peristiwa iman yang dialami, dilihat dan didengar terkait dengan kelahiran, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, tujuannya agar orang yang mendengar berbalik dari dunia dan menerima Kristus. Kesaksian atau penginjilan sesuatu yang wajib dilakukan oleh semua orang yang percaya kepada Kristus. Penginjilan merupakan pusat dari setiap pembicaraan orang Kristen.

Gereja adalah tubuh Kristus dan Kristus kepala dari gereja. Tubuh Kristus memiliki bagian-bagian namun semuanya saling memperlengkapi dengan tujuan memuliakan Allah. Gereja sebagai tubuh Kristus memiliki ciri-ciri tertentu dalam pemerintahan organisasi sesuai dengan ketentuan yang ditentukan bersama. Secara Historis Paul Enns memberikan tiga tipe pemerintahan gereja, yaitu: 1)Episkopal, pemerintahan gereja di bawah otoritas bishop-bishop atau otoritas berada di tangan bishop. Contohnya Roma Katolik, Methodis, Anglikan; 2)Presbiterian, pemerintahan gereja yang dikelola oleh penatua-penatua sebagai perwakilan jemaat, dengan kata lain penatua atau jemaat pengelola jemaat sedangkan pendeta melayani sebagai salah satu dari penatua. Contohnya Presbiterian, Reform; 3)Kongregasional, otoritas gereja berada pada seluruh jemaat dan pemerintahan gereja bersifat otonomi dan demokrasi. Contohnya Baptis, Evangelikal Free, Lutheran.

2. Pertumbuhan Gereja

Menurut Rick Warren pertumbuhan gereja yang sehat adalah pertumbuhan yang bersifat multi dimensi yaitu gereja bertambah akrab dengan sesama anggota melalui persekutuan, bertambah sungguh-sungguh melalui pemuridan, bertambah kuat melalui ibadat, bertambah besar melalui pelayanan dan bertambah luas melalui penginjilan. Lebih lanjut Rick berkata bahwa pertumbuhan gereja merupakan akibat wajar dari gereja yang sehat dimana khotbah yang disampaikan Alkitabiah dan misi yang dilakukan seimbang. Gereja yang satu mengalami pertumbuhan dan yang lain mengalami kemunduran bahkan ada gereja yang harus ditutup karena jemaat yang beribadah sangat sedikit dan tidak mumpuni membayar tagihan listrik atau keperluan-keperluan yang dibutuhkan gereja. Gereja bisa terhambat pertumbuhannya apabila pemimpin atau khotbah yang disampaikan tidak seturut kehendak Allah. Ada beberapa hal yang melatar belakangi gereja tidak bisa bertumbuh pada saat ini, yaitu:

a. Pemimpin Gereja yang Kehilangan Visi Allah

Kepemimpinan adalah aktivitas sadar dari orang-orang yang meyakini bahwa memimpin adalah panggilan Tuhan. Pemimpin gereja yang tidak memiliki visi yang jelas akan membuat ketidakefektifan dalam kerjanya dan tidak bisa menurunkan visi yang jelas kepada anggota jemaatnya. Pemimpin yang memiliki visi yang jelas akan membuat sasaran yang jelas untuk mengarahkan setiap jemaat pada tujuan Allah. Tujuan Allah yang ditaruh dalam hati pemimpin tidak terealisasikan dengan baik apabila pemimpin tidak memiliki yang sejalan dengan visi Ilahi yaitu lamban mengemban amanat agung secara efektif. Pentingnya visi seorang pemimpin supaya hidupnya tidak sia-sia, tetapi tetap berada dalam pusat rencana Allah. Visi Allah yang harus diketahui oleh seorang pemimpin adalah mengarahkan setiap orang percaya untuk bersaksi, artinya memuridkan orang-orang menjadi pengikut Kristus.

Gereja sangat bergantung pada seorang pemimpin karena pemimpin  adalah kepala dan sebagai acuan atau unjung tombak dalam komunitas ibadah. Untuk itu pemimpin harus mengenakkan standar etika kerajaan Allah dan menuruti apa yang dikatakan Alkitab. Namun banyak pemimpin sekarang berdiri diatas standarnya sendiri dan berbuat sesuai dengan kehendaknya tanpa mempedulikkan apa yang dikatakan firman Tuhan, karena yang terpenting baginya adalah membuat hati jemaat senang dan hidupnya terjamin.

b. Fokus Gereja yang Salah

Jemaat yang hidup dengan susunan program dari gereja akan berkembang tapi tidak mengalami pertumbuhan. Sibuk dengan program dan melaksanakan setiap program tepat pada waktu yang sudah ditentukan. Mengusahan setiap keperluan dalam event-event supaya dapat terlaksana dengan efektif. Jemaat dan gereja-gereja saat ini mempersibuk diri dengan program yang ada, namun tujuan mereka menjadi gereja Tuhan hampir tidak ditemukan lagi.  Tujuan gereja mencari jiwa dan menjadikan orang yang belum percaya menjadi murid Kristus bukan memperbanyak program supaya orang tertarik dan jemaat tidak bosan datang ke gereja. Cara demikianlah yang pada umumnya dilakukan oleh aktifis atau pemimpin gereja supaya jemaat tetap nyaman berada dalam gereja, tapi menghilangkan sesuatu yang berati dalam diri seseorang yang harus ia mengerti sesuai dengan apa yang dikatakan kitab suci. 

Program yang dibuat gereja berfokus pada kemuliaan dan Kerajaan Allah bukan pada jemaat. Motif disaat menyusun sebuah program adalah menarik orang dengan usaha mereka bukan dengan pekerjaan Allah. Landasan program yang telah dibuat semata-mata untuk memperlihatkan mereka lebih baik dari gereja lain, sehingga mengalami gagal fokus untuk memenuhi rencana Allah yang besar bagi gereja. Dick Iverson berkata bahwa setiap gereja yang melaksanakan hal-hal yang besar dalam kerajaan Allah harus memiliki landasan yang kuat dalam kitab suci. Gereja bisa saja membuat program yang banyak tapi perlu diluruskan motif di balik program tersebut. Bercermin kepada Alkitab adalah hal yang terbaik untuk setiap program-program gereja supaya tidak menyimpang dari kehendak Allah. Kitab suci menjadi acuan utama saat melakukan segala sesuatu sehingga tidak perlu mengambil dari luar Alkitab atau dari keinginan sendiri untuk membuat program sebab program yang direncanakan bukan sekedar program saja melainkan program Ilahi bagi gereja-Nya. jadi, program yang tidak sesuai dengan kitab suci membawa kesesatan dan salah haluan saat melakukannya. Akibatnya banyak jemaat hanya sibuk mengikuti program dari gereja tapi iman mereka tidak bertumbuh.

c. Khotbah yang tidak Alkitabiah

Khotbah adalah seni untuk menyampaikan Firman Allah. Firman Allah perlu penjabaran dan penjelasan yang baik supaya jemaat dapat menerima dengan mudah, dengan tujuan supaya jemaat semakin bertumbuh dan mengalami pengenalan secara pribadi dengan Allah di dalam Yesus Kristus. Khotbah yang disampaikan oleh para pendeta harus Alkitabiah, dalam artian bahwa setiap pengkhotbah harus menyampaikan Firman Allah sesuai dengan kehendak Allah yang tertulis di dalam Alkitab bukan kehendak pengkhotbah atau untuk mengenakkan telinga jemaat yang mendengar khotbah.

Aplikasi dari setiap pemberitaan Firman Allah harus lahir dari hermeutika dan eksegesis bukan berdasarkan kebutuhan atau memaksakan teks Alkitab menjawab kebutuhan jemaat. Firman Allah yang mampu menguatkan manusia bukan perkataan atau motivasi dari para pendeta yang berkhotbah. Pendeta dalam khotbahnya sering meninggalkan teks yang ia khotbahkan untuk menjawab kontkes pada saat itu, sehingga perkataan yang keluar tidak berasal dari Allah, dan hal itu haram bagi seorang pengkhotbah karena menyampaikan isi hatinya daripada isi hati Allah.

3. Kitab Kisah Para Rasul

Kisah Para Rasul merupakan lanjutan dari tulisan Lukas yang telah menulis lebih awal Injil Lukas. Ditulis sekitar tahun 85. Bukti kepenulisan tersebut terbukti di saat Lukas berbicara tentang bukunya yang pertama yang sudah ditulisnya kepada Teofilus (Kis. 1:1). Ikhtisiar dari buku yang pertama seperti yang termuat didalam Kisah Para Rasul 1:1-2 sangat sesuai dengan isi injil Lukas dan cerita yang dimulai tepat pada titik dimana Injil Lukas berakhir sehingga tidak ada penyangkalan bahwa Injil Lukas dan Kisah Para Rasul bukan satu kesatuan, melainkan satu karangan dalam dua volume dengan tujuan yang sama yaitu meneguhkan iman dan memberikan suatu cacatan sejarah yang dapat dimengerti tentang penyertaan Allah kepada manusia dalam Yesus Kristus, baik melalui jalan kehidupan Pribadi-Nya maupun melalui gereja-Nya.

Kitab Kisah Para Rasul berisi cacatan tentang Roh Kudus yang bekerja melalui gereja untuk melanjutkan apa yang dilakukan Yesus dalam pelayanan-Nya di dunia. Pekerjaan Roh Kudus merupakan penggenapan dari program Allah yang berkarya melalui tubuh Kristus dan berikarnasi kembali yaitu Gereja. Karya Roh Kudus menggairahkan orang percaya aktif dalam rencana Allah dalam pemberitaan injil. Roh Kudus menjadi penggerak utama dalam kelancaran program Allah didunia.

Kisah Para Rasul menceritakan juga pertobatan orang-orang yang beralih paham dari Yudaisme ke Kristen kemudian orang-orang kafir atau orang di luar Israel yang menerima Kristus. Pengutusan rasul Paulus dalam pemberitaan injil kepada bangsa-bangsa lain, hingga pada akhirnya ia mati karena dieksekusi di Roma. Perjalanan rasul-rasul untuk menyebarluaskan kabar gembira tentang Kristus merupakan kegiatan yang sangat luarbiasa dimana Allah selalu beserta dengan mereka melalui kuasa Roh Kudus. Pelayanan yang penuh taruhan nyawa dan mental saat menghadapi orang-orang yang mereka jumpai dalam hal ini adalah orang yang menentang kekristenan, seperti orang Farisi, ahli taurat dan orang-orang Romawi/orang kafir.

Tantangan yang dihadapi rasul-rasul tidak menjadi penghambat langkah untuk bersaksi melainkan membawa para rasul semakin yakin dan teguh dalam pemberitaan injil. Meskipun banyak tantangan dan pergumulan bukanlah suatu hambatan yang merintangi perluasan injil, melainkan dijadikan sebagai pendorong untuk tetap berjalan di dalam visi yang telah ditaruh oleh Yesus Kristus di dalam diri mereka walaupun dengan taruhan nyawa. Persoalan hidup/kebutuhan jasmani bukan sesuatu yang penting bagi mereka pada saat itu sebab fokus rasul-rasul adalah injil tersampaikan dengan baik kepada setiap orang yang mereka jumpai.

Dari sekian banyak usulan mengenai sistematika dan struktur mengenai kitab Kisah Para Rasul, maka Johnston membagi dalam tiga struktur yaitu:

1) Pasal 1:1 sd 8:3 berbicara tentang penyebaran injil di Yerusalem

2) Pasal 8:4 sd 12:25 kisat tentang penyebaran injil di Yudea, Samaria dan Siria

3) Pasal 13:1 sd 28:31 menceritakan penyebaran injil hingga ke ujung bumi

Pertumbuhan Gereja Dalam Kitab Kisah Para Rasul

Stevanus Parinussa mendefinisikan Gereja sebagai suatu intitusi (lembaga) manusia secara ilahi yang didirikan dengan maksud untuk menggenapi misi Yesus Kristus di dunia (Mat. 28:18-20). Donald Guthrie mengatakan bahwa gereja berasal dari baptisan roh kudus (Kis 2:38), kepenuhan Roh Kudus adalah bukti kekristenan sejati (Kis. 2:4; 6:3; 8:17; 10:44; 19:6). Gereja terbentuk pada waktu hari pentakosta (bnd Kis. 2) dimana murid-murid berkumpul diatas lonteng sebuah rumah dan menerima Roh Kudus seperti lidah-lidah api.

Gereja bertumbuh dibawah pengajaran para rasul yang telah didik oleh Yesus selama tiga tahun. Sebelum Yesus naik ke sorga, Ia berpesan kepada murid-muridNya untuk tidak meninggalkan Yerusalem sebelum menerima kegenapan janji yang telah diucapkan-Nya. Para murid disuruh untuk menantikan kegenapan janji yaitu meneirma Roh Kudus sebagai kekuatan disaat melakukan penginjilan (Kis. 1:8).

Tuhan Yesus telah menjajikan Roh Kudus untuk menguatkan, memimpin dan memakai dan tinggal di dalam kehidupan para rasul sebagai perlengkapan dalam meneruskan visi Yesus di dunia. Roh Kudus diberikan kepada para murid karena Yesus tahu bahwa disaat Ia terangkat ke sorga para murid akan mengalami kesusahan, ketakutan bahkan kebencian dari pihak Farisi, ahli Taurat dan orang-orang yang tidak menyukai kekristenan. Hal itu terbukti, bermula saat kematian Stevanus ketika dilempar batu sampai mati (Kis. 7: 60) dan penganiayaan tersebut terus merambat kepada orang percaya lainnya (Kis. 8:1b-3). Orang percaya dianiaya oleh orang Yahudi. Penganiayaan orang Kristen dilakukan juga oleh pemerintahan Romawi yang ingin menyenangkan hati orang-orang Yahudi, adanya motif atau persoalan politik. Kaisar Nero menganiaya orang Kristen untuk kesenangan dan sekaligus sebagai hukuman bagi orang Kristen yang menyembah Yesus dan tidak menyembah Nero. Penolakan orang Kristen untuk menyembah Kaisar Nero sama artinya tidak tunduk kepada Kaisar sehingga ia marah dan membunuh serta memburu setiap orang Kristen yang tidak menyangkal imannya. Karena pada waktu itu Kaisar Nero harus disembah sebab ia menganggap dirinya sebagai Allah.

Pusat gereja mula-mula berada di Yerusalem tempat murid-murid menerima Roh Kudus dan khotbah pertama yang dilakukan Petrus dimana tiga ribu  jiwa menerima Kristus (Kis. 2:41) dan memberi diri dibaptis. Keberhasilan Petrus tersebut diikuti pertobatan Saulus menjadi pengikut Kristus. Pengutusan rasul Paulus kepada orang Yunani/non-Israel bertujuan untuk memperluas jangkauan berita kerajaan Allah, berita itu tidak hanya disampaikan di Yerusalem melainkan sampai ke bangsa-bangsa lain, pada masa itu sampai ke Roma.

Di dalam kitab Kisah Para Rasul ini terlihat jelasa bagaimana gereja mengalami pertumbuhan secara kuantintas dan kualitas. Kehidupan gereja mula-mula seperti yang ada pada Kisah Para Rasul 2:41-47 dapat dilihat bahwa jemaat bertumbuh secara teologis dan secara sosiologis dan praktis. Untuk itu penulis akan mengambil prinsip-prinsip yang terdapat didalam Kitab Kisah Para Rasul 2:41-47 kemudian mengolaborasikannya dengan seluruh kitab Kisah Para Rasul. Adapu pertumbuhan gereja mula-mula adalah:

1) Gereja Bertumbuh Melalui Khotbah

Merril C. Tenney berkata bahwa khotbah-khotbah pada masa permulaan gereja dipusatkan pada hidup dan diri Kristus. Khotbah yang memuat cerita-cerita tentang kehidupan dan karya Kristus selama Ia hidup serta kesaksian tentang kebangkitan Kristus, mukjizat yang dilakukan-Nya. Inti khotbah rasul-rasul tentang kehidupan Kristus dengan tujuan supaya setiap orang yang mendengar berita tersebut dapat bertobat, percaya kepada Kristus. Petrus orang pertama yang berkhotbah memberitakan kehidupan Yesus dan membawa hasil yang sangat memuaskan dimana ada sekitar tiga ribu jiwa percaya. Kemudian khotbah Stefanus kepada ahli-ahli taurat, meskipun pada akhirnya ia mati dilempar batu namun Stefanus sudah melakukan tugasnya sebagai pengikut Kristus yaitu menyaksikan kasih Allah kepada Israel.

Petrus dengan penyertaan Roh Kudus gencar berkhotbah menyaksikan keselamatan yang disediakan Allah di dalam Yesus Kristus. Petrus berkhotbah di pantai Saron, kota-kota Lida dan Yope (Kis. 9:32-43) dan membuahkan hasil yang baik dan hal ini dapat kita lihat disaat Kornelius seorang perwira Romawi percaya kepada Yesus dan memberi diri dibaptis bersama-sama dengan orang yang mendengar pemberitaan Petrus. Pertobatan Kornelius merupakan wujud nyata dari keselamatan yang dikehendaki Yesus bagi seluruh dunia bahwa Ia menghendaki semua orang selamat, keselamatan tidak hanya untuk orang Israel melainkan secara universal. Disisi lain pertobatan Kornelius merupakan terobosan untuk membawa bangsa-bangsa asing ke dalam gereja dan menyadarkan Petrus yang memiliki pemahaman keselamatan yang bersifat kelompok atau bersifat khusus untuk bangsanya (bnd. Kis. 10:41; 11:7-12) membuka mata untuk melihat bangsa-bangsa lain perlu diselamatkan. Khotbah yang disampaikan rasul-rasul adalah firman Allah yang menjadi benih kehidupan bagi setiap orang yang menerima.  Menerima Firman Allah sama artinya dengan menjadi seorang Kristen (Kis. 11:1). Untuk memperbanyak murid Kristus di dunia maka firman Allah harus tersebar atau tersiar di segala tempat (Kis. 6:7; 12:24; 13:49; 19:20).

Kisah Para Rasul 11:19-20 “Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia; namun mereka memberitakan Injil kepada orang Yahudi saja. Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan” (TB). Nats ini memberikan informasi bahwa setelah kematian Stefanus, injil diberitakan kepada orang Yahudi dan orang Yunani. Setelah banyak orang menerima Kristus di Antiokhia maka disana didirikan gereja dan orang Kristen dianggap sebagai suatu sekte yang berbeda dengan Yahudi sebab pada awalnya orang-orang disana beranggapan bahwa orang Kristen sama dengan orang Yahudi. Di Antiokhia Yakobus dibunh dengan pedang oleh orang suruhan raja Herodes. Pertumbuhan gereja/orang percaya di Antiokhia diikuti dengan kekerasan oleh para penguasa pada saat itu, sehingga kita tidak perlu heran jika kemajuan gereja diikuti dengan kekerasan atau hambatan dari luar karena itu semua bertujuan untuk memurnikan iman orang-orang percaya, dan tetap bertumbuh dalam keadaan apapun.

Barnabas dan Paulus disuruh Roh Kudus ke Seleukia kemudian berlayar ke Siprus untuk memberitakan firman Allah di rumah-rumah ibadat orang Yahudi (Kis. 13:5). Setelah itu mereka kembali ke Antiokhia dan memberitakan firman Allah disana dan memperoleh banyak murid (Kis. 14:21). Paulus dan Barnabas berpisah karena Markus. Pada akhirnya Paulus membawa Silas dengan mengelilingi Siria dan Kilikia, sedangkan Barnabas memilih Markus berlayar ke Siprus. Paulus dan Silas ke Derbe, kemudian ke Frigia dan Galatia. Karena dicegah Roh Kudus mereka tidak pergi ke Asia melainkan memilih pergi ke Troas kemudian berlayar ke Samotrake kemudian ke daerah Filipi. Setelah itu Paulus memberitakan firman ke tempat-tempat lain yaitu di Tesalonika, Berea, Atena, Korintus, kemudian kembali ke Antiokhia. Setelah itu Paulus melanjutkan perjalan lagi dari Antiokhia ke Efesus, Troas, Miletus, Tirus (bertemu dengan orang percaya), kemudian Paulus kembali ke Yerusalem dan bertemu dengan Yakobus.

Saat berada di Bait Allah Yerusalem Paulus di seret oleh orang Yahudi dan dipukul bahkan mereka berencana untuk membunuh Paulus. Ketika Paulus sedang dipukul datanglah kepala pasukan menangkap dia dan membawanya ke Markas. Setelah itu Paulus dihadapkan ke Mahkamah Agama. Tidak lama setelah itu Paulus dipindahkan ke Kaisarea tempat wali negeri yang bernama Feliks. Paulus naik banding menghadap Festus dan bertemu dengan Agripa yang berkunjung ke Kaisarea. Setelah diputuskan Paulus berlayar ke Italia dengan beberapa tahanan lain dengan pengawalan seorang perwira yang bernama Yulius. Diperjalan kapal yang mereka gunakan digoncangkan angin Timur sehingga kapal mereka terombang ambing. Setelah selamat dari amukan angin dan badai maka sampailah mereka ke Malta kemudian mereka berangkat menuju Roma.

Perjalanan Paulus dari Yerusalem ke Roma menunjukkan semangat Paulus dalam memberitakan injil tanpa peduli kebutuhan jasmaniah/makanan dan minuman, bahkan nyawanya dipertaruhkan demi injil Yesus Kristus. Perjalanan Paulus membuahkan hasil dimana ia mendirikan gereja-gereja bagi bangsa bukan Yahudi di tengah-tengah kedengkian dan perlawanan terhadap musuh-musuh yang ingin membunuhnya. Paulus sudah berada di Roma selama dua tahun di rumah yang disewanya sendiri dan menerima semua orang yang datang kepadanya  dengan memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus. Selain membawa orang kepada Kristsu, Paulus juga menulis surat kepada jemaat-jemaat yang didirkannya dari Efesus sampai  ke Roma dan kita juga menggunakan surat tersebut dan mengakuinya sebagai Firman Allah.

 

2) Gereja Bertumbuh Melalui Penginjilan dan Pemuridan

Secara etimologis kata “Penginjilan” berasal dari kata benda Yunani yaitu euangelion artinya “kabar baik”, kata benda euangelistes yaitu “penginjil” sedangkan kata kerjanya euangelizesthai artinya “menyampaikan kabar baik”. Menurut Browning, injil adalah kabar tentang peristiwa-peristiwa yang menggembirakan atau kabar sukacita. Iswara Rintis Purwantara mendefinisikan injil lebih kepada kegiatan pengnjilan itu sendiri. Bagi Iswara penginjilan adalah membagikan atau memproklamasikan kabar baik. Kabar baik tersebut adalah kematian Yesus Kristus bagi dosa-dosa manusia dan dibangkitkan dari kematian, dan menawarkan pengampunan dosa dan anugerah yang membebaskan dalam Roh Kudus bagi semua orang yang bertobat dan percaya.

Seorang penginjil berusaha meyakinkan orang-orang audiens dan hal ini dilakukan oleh para rasul dengan kekuatan dari Roh Kudus. Rasul-rasul berkata dengan penuh keyakinan dan keteguhan hati bahwa Yesus yang mereka beritakan adalah sungguh-sungguh pembebas dan pemberi kehidupan bagi setiap orang yang menerima dan percaya kepada-Nya. inti dari injil adalah penawaran akan keselamatan yang dianugerahkan Yesus kepada manusia berdosa, seperti yang dikatakan oleh rasul Petrus bahwa “keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kis. 4:12 TB).

Salah satu alasan Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada murid adalah bersaksi bagi semua orang (bnd. Kis. 1:8). Dengan kata lain bahwa injil yang diberitakan adalah kesaksian tentang Yesus Kristus, sehingga awal sampai akhir dari pembicaraan dan khotbah rasul-rasul adalah Kristus. Kegencaran dalam pemberitaan injil terbukti dari setiap perjalanan yang dilakukan oleh rasul-rasul bahwa mereka memberitakan injil dimanapun mereka berada. Pemberitaan ini sangat berhaisl dimana tempat yang mereka kunjungi selalu ada yang bertobat.

Penginjilan rasul Petrus bersama rasul-rasul lainnya di Yerusalem membuahkan hasil bagi pertumbuhan gereja pada saat itu. Dimana setiap orang yang telah menerima Kristus bersekutu dalam setiap rumah untuk menerima pengajaran rasul-rasul (Kis. 2:42). Persekutuan mereka di setiap rumah-rumah adalah buah dari injil yang disampaikan oleh Petrus. Bahkan orang percaya semakin hari semakin bertambah (Kis. 2:47) sehingga banyak orang yang berkumpul untuk bersekutu memuji dan memuliakan Allah. Pertambahan jiwa yang membuka hati bagi Kristus merupakan pemicu bagi pertumbuhan gereja, dimana melalui injil orang percaya mengalami peningkatan secara kuantintas.

Gereja bisa bertumbuh oleh karena penginjilan karena melalui injil yang didengar orang dapat menerima Kristus didalam hatinya. Sehingga menjadi tangungjawab setiap orang yang sudah percaya kepada Kristus untuk bersaksi kepada orang yang hidup dalam kegelapan dunia, yang belum mengenal Kristus. melangkah keluar memberitkan injil adalah cara terbaik untuk setiap gereja bertumbuh dari waktu kewaktu.

3) Gaya Hidup

Gaya hidup orang percaya mula-mula adalah berkumpul dengan sehati sejiwa dan segala sesuatu adalah kepunyaan bersama (Kis. 4:32). Kesatuan orang-orang percaya sebagai anggota tubuh Kristus terpampang jelas disaat setiap orang percaya saling memperhatikan, dimana harta adalah milik bersama. Kesatuan gereja mula-mula adalah kekuatan terbesar mereka untuk bisa saling menopang satu sama lain. Tidak ada orang percaya yang merasa miskin, lapar, sendiri melainkan perhatian dan kepedulian menjadi gaya hidup gereja mula-mula. Tidak ada rasa cemburu dan egois karena kepentingan bersama lebih utama dari pada kepentingan diri sendiri. Menjual ladang, hewan atau hasil bumi lainnya yang diperoleh diletakkan di kaki rasul-rasul untuk dibagikan kepada setiap orang kehidupannya terjamin.

Tidak ada yang menonjolkan diri dari yang lain. Orang yang mementingkan dirinya sendiri akan mendapat hukuman dari Allah seperti yang diterima oleh Ananias dan Safira yang menyembunyikan hasil penjualan tanah mereka. Akibatnya Ananias dan Safira mati oleh karena keegoisan serta penipuan yang mereka lakukan, terhadap Allah dan orang-orang percaya.

Gaya hidup gereja mula-mula yang bersekutu, saling memperhatikan dan mempedulikan menjadi faktor pertumbuhan gereja yang sangat signifikan, dimana dengan model hidup demikian orang yang belum percaya melihat dan terberkati akan teladan hidup sejati sebagai seornag pengikut Kristus. Gereja mengalami pertumbuhan apabila gaya hidup mereka mencerminkan teladan yang diberikan Kristus dalam hal kasih-Nya kepada setiap orang tanpa membeda-bedakan. Gereja bisa bertumbuh apabila tali persatuan dan ikatan persaudaraan kuat sehingga setiap orang merasa berarti menjadi seorang Kristen. Peduli kepada orang lain adalah wujud dari kasih yang diberikan Kristus kepada setiap orang yang mengikut Dia untuk saling mengasihi dan memperhatikan satu dengan yang lain. Melalui persatuan orang-orang dapat saling menguatkan dan saling mendoakan supaya tetap teguh dan mempunyai relasi yang semakin tajam kepada Kristus.

4) Misionaris

Menurut Eckhard J. Schnabel ada lima tujuan pekerjaan misi yang dilakukan oleh Rasul Paulus yang dapat kita lihat dalam Kisah Para Rasul dan surat-surat yang ditulisnya, didalamnya terdapat keterangan perjalanan misi yang dilakukannya. Adapun kelima tujuan misi Paaulus tersebut adalah:

1) Paulus tahu bahwa dirinya dipanggil untuk memberikan pesan Yesus Kristus sehingga ia memfokuskan setiap tulisan dan pemberitaannya pada Yesus Kristus.

2) Paulus tahu bahwa dirinya secara khusus dipanggil untuk memberitakan injil Yesus Kristus kepada bangsa-bangsa lain.

3) Paulus ingin menjangkau sebanyak mungkin orang (Rm. 1:14; 15:19).

4) Paulus berusaha menuntun setiap orang untuk percaya kepada satu Allah yang benar dan kepada Yesus Kristus, Sang Mesias, Juruselamat dan Tuhan.

5) Paulus mendirikan gereja-gereja baru, komunitas para pengikut Yesus Kristus, baik orang Yahudi maupun orang non-Yahudi

Pada bagian kelima tujuan dari pekerjaan misi yang dilakukan oleh rasul paulus adalah mendirikan gereja untuk orang-orang percaya supaya dapat bersekutu memuji dan memuliakan Allah. Keberhasilan misi Paulus sangat berdampak bagi pertumbuhan gereja secara kuantintas dimana orang-orang yang sudha percaya masuk dalam gereja untuk menerima firman Allah. Dan ketika orang percaya itu sudah mendengar firman maka ia akan menyaksikannya juga kepada orang lain yang belum percaya. Kualitas gereja yang didirikan oleh Paulus sangat baik dimana setiap jemaat-jemaat dituliskannya surat supaya tetap pada ajaran yang benar sesuai dengan perintah Allah didalam Yesus Kristus.

Surat yang ditulis Paulus membantu gereja-gereja lokal untuk memahami injil secara lengkap dan benar. Paulus menuliskan pribadi Yesus  yang historis: pelayanan, kematian dan kebangkitan. Semua yang dilakukan oleh Yesus Kristus adalah untuk menyelamatkan setiap orang berdosa lepas dari maut dan menerima anugerah keselamatan dari Allah. Pertobatan menjadi sasaran dalam setiap pembicaraannya. Orang non-Yahudi yang menajdi sasaran perjalanan misinya diperingatkan untuk tidak menyembah berhala karena itu adalah kesia-siaan, kemudian Paulus mengarahkan mereka untuk menyembah Allah yang benar yang memberikan hidup.

Ketika Paulus berbicara kepada orang Yahudi selalu mengaitkan pemberitaan Yesus dengan konsep mesianik Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias penyelamat. Paulus berbicara demikian agar orang Yahudi mengetahui pekerjaan Allah di dalam kehidupan Yesus sebagai orang yang memulihan mereka dari murka Allah, supaya orang Yahudi menjadi anggota umat perjanjian baru.

 

DAFTAR PUSTKA

Jekoi Silitonga, Gereja Mitasi, (Yogyakarta: ANDI Offsite, 2013). H 5

Dick Iverson & Larry Asplund, Gereja Sehat dan Bertumbuh, (Malang: Gandum Mas, 2003). H. 103-104

 Ron Jenson & Jim Stevens, (Malang: Gandum Mas:3004). H 241

Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, (Malang: SAAT, 2003). H 444-445

Dick Iverson & Larry Asplund, Gereja Sehat dan Bertumbuh, (Malang: Gandum Mas, 2003). H 93

Rick Warren, The Purpose of Driven chruch, (Malang: Gandum Mas, 2019). H 54-55

 Drs. M.E. Duyverman, Pembimbing Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011). H 81

Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2003). H 284

Ray C. Stedman, Petualangan Menjelajahi Perjanjian Baru, (Jakarta: Discovery House Publishers, 2003). H 83

Stevanus Parinussa, Diktat Sejarah Gereja Umum, (Surabaya: Sekolah Tinggi Teologi Surabaya, 2016). H 5

 Donl Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru: Volume 1, (Surabaya: Momentum, 2015). H 323-324

 Daniel Labrino Simangusong,  Prinsip-prinsip Pertumbuhan Gereja berdasarkan Kitab KIsah Para Rasul 2:41-47, (Surabaya: Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia, 2016). H 17

 Stevri Indra Lumintang, Theologia Kepemimpinan Kristen, (Jakarta: Geneva Insani Indonesia, 2015). H 10

 Rahmat H. Nainggolan, Pengaruh Cara Hidup Jemaat Mula-mula berdasarkan Kisah Para Rasul 2: 41-47, (Pneutos: Vol 1, NO 1, Juni 2018). H. 91-92

 D.A. Carson & Douglas J. Moo, An Introduction to the New Testament, (Malang: Gandum Mas, 2016).

 

0 Comments