CV. NUART BALUSE adalah Penerbit Buku yang berlokasi di Jalan Pratama No. 23, Benoa, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Dengan spesialisasi dalam penerbitan buku fiksi dan non-fiksi.

gambar

gambar
KREDIT MOTOR CEPAT 3 HARI KERJA!

Ketakutan Menuju Kematian: Sebuah Refleksi Iman Untuk Menghadapi Kematian

Penulis: Sinuyu Waruwu, S.Th., M.Pd., C.PS.
Dalam sebuah ceramah saya pernah menanyakan kepada jemaat "apakah mereka takut mati?" Mereka menjawab dengan lantang tidak takut terhadap kematian. Kemudian saya mengajukan pertanyaan kedua "jika hari ini terjadi gempa dahsyat dan kita mati bersama tertimbun bangunan, apakah bapak/ibu sudah siap?" Ruangan yang tadinya hidup jemaat satu dengan yang lain saling bertanya dan menyampaikan jawabannya kepada orang yang disampingnya tiba-tiba hening seketika.
Bagaimana jika pertanyaan yang sama ditanyakan kepada anda? Saya percaya bahwa siapa saja bisa memberikan jawaban untuk terlihat tangguh terhadap kematian, tapi jika kematian itu sudah ada di depan mata tidak ada seorang pun yang dapat bertahan dan kebal tetap menyambutnya. Mengapa kematian begitu menakutkan? Karena dengan menghembuskan nafas terakhir semua yang fana akan berakhir. Tenggelam juga cita-cita, terpisah dengan orang yang kita sayangi dan mungkin saja enggan meninggalkan jabatan atau tumpukan kekayaan. Mati berarti siap melepaskan segala sesuatu yang mengikat diri kita secara material dan semu. Jika seorang ayah merindukan anaknya ketika berpergian jauh terlebih lagi kematian akan pergi selamanya. Namun, beberapa orang mengalami perasaan takut terhadap kematian secara berlebihan. Gejala ini disebut sebagai thanatophobia.
Thanatophobia merupakan perasaan takut mati berlebihan. Hal ini bisa disebabkan karena kecemasan, kecewa, khawatir dengan orang terdekat yang ditinggalkan (orang tua, suami/isteri, anak, cucu) dan bisa disebabkan juga karena teringat orang dekat yang telah meninggal.
Sekarang saya akan membawa anda melihat bagaimana Tuhan Yesus yang dalam kemanusiaan-Nya mengalami ketakutan saat menghadapi kematian. Lukas 22:44
berbunyi "Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." dalam terjemahan BIMK berbunyi "Yesus sangat menderita secara batin sehingga Ia makin sungguh-sungguh berdoa. Keringat-Nya seperti darah menetes ke tanah." Dari nats ini kita dapat menarik sebuah pencerahan bahwa Tuhan Yesus sendiri takut dan menderita secara batin ketika menghadapi kematian sehingga Ia sungguh-sungguh berdoa untuk meminta kekuatan menghadapi kematian. Keringat-Nya terlihat seperti darah, hal ini membuktikan bahwa Tuhan Yesus benar-benar mengalami ketakutan yang begitu dahsyat dan mendalam, hati-Nya bergejolak dan penuh kebimbangan akan apa yang sedang menanti.
Oleh karena itu orang Kristen diajarkan untuk siap sedia menghadapi kematian kapan pun itu waktunya. Secara manusia kita mungkin takut terhadap apa yang terjadinya setelah kematian dan khawatir akan yang terjadi kepada orang-orang yang kita tinggalkan. Namun, Tuhan Yesus juga mengingatkan kita "Aku berkata kepadamu Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal (Yohanes 6:47)" sebab Tuhan Yesus adalah kehidupan "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25)."
Tuhan Yesus memang dalam kemanusiaan-Nya takut menghadapi kematian tapi kita jangan lupa bahwa Tuhan Yesus adalah Allah. Untuk itu Ia berkata bahwa barang siapa percaya ia akan beroleh kehidupan kekal setelah kematian. Kita tahu bersama dalam ajaran gereja yang murni bahwa setalah kematian kita akan diperhadapkan pada kekekalan, yaitu kehidupan kekal di Surga atau kematian kekal di Neraka. Tuhan Yesus telah mati bagi kita untuk menebus hidup kita yang terjual karena dosa, berada di bawah penghukuman tetapi telah dibelinya dengan darah yang Kudus dan tak bercela sehingga kita beroleh kehidupan kekal bersama-bersama dengan Dia dalam kerajaan-Nya.
Dengan demikian kita tidak perlu takut pada kematian meski sudah berada di depan mata karena Tuhan Yesus telah memberikan kita kepastian kehidupan abadi bersama Dia. Kita tidak perlu khawatir terhadap orang-orang yang kita tinggalkan sebab Allah memelihara mereka melalui Roh Kudus, supaya selalu terpelihara dalam kasih karunia dan pertolongan-Nya. Ingat kata rasul Paulus "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipina 1:21)". Selama masih hidup mari kita hidup dalam Kristus, hidup sesuai perintah dan kehendak-Nya dan apabila kematian itu datang kita sambut dengan tangan terbuka sebab kematian adalah keuntungan karena bertemu dengan Tuhan Yesus kekasih jiwa kita.

Referensi:
Alkitab TB LAI.
Alkitab BIMK
dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa, "Mengenal Thanatophobia, Rasa Takut Mati yang Berlebihan" 26 April 2025. https://hellosehat.com/mental/gangguan-kecemasan/takut-mati-thanatophobia/

 

0 Comments